Jumaat, 13 Februari 2009

SAY NO FOR VALENTINE'S DAY

Jumaat, Februari 13, 2009 by Salman At-Tawawi · 0 comments
Labels:

HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-

Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.

1. PRINSIP / DASAR

Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.

2. SUMBER ASASI

Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak. Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN

Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah SAW bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

4. OPERASIONAL

Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah SWT :

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27) dan Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia(Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Karena kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim ??? Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.

MARI ISTIQAMAH (BERPEGANG TEGUH)

Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.

Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.
Firman Allah :

“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-

"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..


Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ???

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

SEJARAH VALENTINE:

Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat(melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah :“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut TAQLID. Hadits Rasulullah SAW :“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah SWT dalam Surah AL Imran(keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Selasa, 10 Februari 2009

ISTIKHARAH.... susahnya nak dapat jawapan

Selasa, Februari 10, 2009 by Salman At-Tawawi · 0 comments
Labels:
Artikel berkaitan Istikharah ini saya terbaca dalam laman web Ustadz Zaharuddin. Pencetus ingin tahu betulkah mimpi itu petanda dari hasil Shalat Istikharah? Alhamdulillah melalui artikel ini juga ana mendapat pemahan jelas tentang jawaban-jawaban berkaitan Istikharah. Rasanya ramai di antara kita yang masih keliru tentang konsep ini dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Ikutilah penjelasan Ustadz Zaharuddin ini melalui pertanyaan yang diajukan kepadanya :


Soalan

Assalamualaikum

Pertamanya saya ingin mengucapkan syabas atas kejayaan pihak penerbit untuk menwujudkan ruang soal jawab agama, yang diharapkan dapat memenuhi tuntutan ummah untuk mendapatkan kefahaman Islam yang jelas dan tulin.

Soalan saya berkisarkan tentang solat istikharah. A telahpun berjanji untuk melamar B. Hal ini telah pun membawa kepada perkenalan pihak keluarga antara kedua-dua pihak, sekaligus memberikan harapan besar kepada B. Namun, apabila A melakukan solat istikharah, hasilnya B bukanlah jawapan dari istikharah tersebut. Akhirnya A memutuskan untuk membatalkan janjinya.

Soalan saya, sejauh manakah kita perlu berpegang dengan keputusan istikharah kita? Sedangkan tindakan A mungkin mendatangkan kemudaratan emosi kepada B dan keluarganya. Adakah wajib untuk kita menuruti petunjuk dari istikharah?

-Ingin tahu-

Jawapan :

Istikharah adalah merupakan suatu doa, ia boleh dibuat dengan berdoa sahaja atau solat sunat dan diikuti oleh doa.

Imam As-syawkani mengatakan ianya disyariatkan di dalam Islam dan tidak diketahui terdapat khilaf padanya (Naylul Awtar, 3/71). Kedua-dua amalan ini mempunyai asas dan amat digalakkan di dalam Islam. Asasnya termaktub di dalam hadith shohih riwayat al-Bukhari (Al-Bukhari, Kitab ad-Da’awat, no 6382; Sohih menurut Al-Bukhari, At-Tirmidzi & Abi Hatim tetapi dhoif menurut Imam Ahmad Hanbal; Shohih dengan shawahid menurut Syeikh Syuaib Arnout), Dari Jabir r.a bahawa Nabi bersabda : “Apa seseorang kamu inginkan sesuatu maka hendaklah ia rukuk ( solat ) dua rak’at yang bukan solat fardhu (yakni solat sunat) kemudian berdoa : “ Allahumma inni astakhiruka bi`ilmika, wa astaqdiruka bi-qudratika, wa as'aluka min fadlika al-azim, fa'innaka taqdiru wala aqdiru, wa ta`lamu wa la a`lamu, wa anta `allamu-l-ghuyub.

Allahumma, in kunta ta`lamu anna hadhal-amra [here mention your case] khairun li fi dini wa ma`ashi wa `aqibati 'amri (or 'ajili amri wa`ajilihi) faqdurhu li wa yas-sirhu li thumma barik li fihi.

Wa in ta`lamu anna hadhal-amra sharrun li fi deeni wa ma`ashi wa `aqibati 'amri (or `ajili amri wa ajilihi) fasrifhu `anni was-rifni `anhu, waqdur liya al-khaira haithu kana thumma 'ardini bihi.”

Ertinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan ilmuMu dan memohon dari kekuasaanMu, dan aku memohon dari kurnianMu dan agung, dan sesungguhnya Dikaulah yang maha berkuasa dan tiadalah aku berkuasa, Dikau Maha mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan dikau maha mengetahui perkara Ghayb, Ya Allah sekiranya urusan ini (sebutkan urusannya) baik untukku pada agamaku, kehidupanku dan pengakhiranku, maka taqdirkan ia bagiku, dan sekiranya urusan / perkaara ini buruk bagiku, agamaku,kehidupanku dan pengakhiranku, jauhkan ia dariku dan jauhkan ku darinya, dan berikanlah aku yang terbaik dimana jua ia berada dan jadikanlah daku redha dengannya”

Perlu juga diingat bahawa :-

Tidaklah menjadi suatu kemestian di dalam Istikharah; seseorang itu mendapat tanda di dalam mimpi, justeru ia lalu perlu tidur terlebih dahulu. Amalan istikharah sebelum tidur dan kemudian tidur dengan berwudhu bagi mendapat mimpi tanda istikharah adalah hanya cadangan dari Al-Allamah Ibn ‘Abidin (rujuk Hasyiah Ibn ‘Abidin). Manakala ulama Mazhab Syafie, Maliki dan Hanbali pula menggalakkan istikharah dibuat dalam bentuk yang paling meyakinkan tanpa menyebut “tidur”. Hakikatnya tanda istikharah boleh diperolehi dengan pelbagai cara, antaranya; selepas berdoa atau solat, berbincang dengan orang yang boleh dipercayai dan berpengalaman, juga melihat kepada tanda-tanda sekeliling termasuk bakal pasangan(dalam hal nikah kahwin).

Solat istikharah 7 kali berturut ; adapun panduan agar solat istikharah dibuat sebanyak 7 kali datang dari sebuah hadith yang dhoif iaitu : “Apabila kamu inginkan sesuatu maka beristikharahlah kepada tuhanmu sebanyak 7 kali kemudian perhatilah petanda / perasaan yang datan terlebih dahulu(dominan) di dalam hatimu” ( Riwayat Ibn Sunni dari Anas, Al-Hafidz Al-‘Iraqi, An-Nawawi, Ibn Hajar mengatakan sanadnya amat lemah, rujuk Fath al-Bari, 11/223 cet Maktabah Risalah Hadithah & Naylul Awtar, 3/71)

Terdapat juga ulama yang mencadangkan si pembuat istikharah agar jangan mempunyai kecenderungan tertentu kepada salah satu antara dua(atau lebih pilihannya) sebelum membuat istikharah. Demikian pandangan Ibn Hajar Al-‘Asqolani (Fath Al-Bari, 11/223)

Adapun soalan penanya, sejauh manakah kita perlu berpegang dengan jawapan istikharah, jawapannya tiada sebarang paksaan, malah jika gerak hati kita tiba-tiba berat untuk menolak walapun tanda-tanda menunjukkan “terima”, sebenarnya berat hati menolak itu jugalah tanda hasil istikharah.

Cuma tidak di nafikan bahawa kemungkinan membenci keputusan hati kita yang berkehendakan sesuatu itu adalah hasil hawa nafsu sebelum istikharah dimulakan, maka tatkala itu adalah digalakkan agar kita menuruti tanda-tanda Istikharah, ia berdalilkan doa yang diajarkan oleh nabi di atas yang menyebut “..berikanlah aku yang terbaik dimana jua ia berada dan jadikanlah daku redha dengannya”, sebutan ini jelas menunjukkan bahawa mungkin nafsu tidak begitu redha dengan keputusan istikharah tetapi kita memohon agar hati menjadi redha kerana keyakinan dengan petunjuk dari Ilahi.

Mengutamakan keputusan istikharah perlu diutamakan dalam hal ini, tetapi tidaklah sampai ke tahap wajib. Pandangan ini dipilih oleh Syeikh Ahmad Kutty (Senior Lecturer/Imam di Islamic Institute, Toronto). Menurut As-Syawkani, Imam An-Nawawi juga cenderung kepada perlunya seseorang meredhakan dirinya untuk menerima keputusan istikharah yang dibuat. ( Naylul Awtar, 3/71)

Galakkan menuruti tanda istikharah juga datang dari riwayat hadith Nabi SAW ertinya : “ Salah satu sumber kebahagian anak Adam adalah beristikharah kepada Allah dan redha dengan apa yang ditentukan kepadanya, dan daripada keburukkan anak Adam adalah meninggalkan istikharah kepada Allah dan membenci apa yang telag ditentukan kepadanya” (Riwayat Ahmad, At-Tirmidzi ; Hasan Menurut Ibn Hajar di dalam Fath al-Bari 11/155 ; Bagaimanapun terdapat perawi dhoif dalam sanadnya kata Syeikh Syuaib ; Rujuk Zad al-Ma’ad , Ibn Qoyyim, 2/406 cet muassasah ar-risalah). Imam Ibn Qoyyim juga mengulas kepentingan tawakkal kepada Allah dengan keputusan yang di dapati dari istikharah, lalu perlu menurutinya . ( Zad al-Ma’ad, 2/406)

Persoalan keputusan itu mendatangkan mudarat kepada orang lain, maka sepatutnya istikharah dibuat sebelum apa-apa langkah pertemuan dengan pihak keluarga dibuat. Dalam hal di atas, kelihatan istikharah dibuat tidak pada masanya. Wallahu ‘alam, dalam keadaan ini perbincangan dan penjelasan antara pihak terlibat perlu dibuat dengan baik bagi menyelesaikan konflik yang berlaku. Bagaimanapun, pada hemat saya, ia perlu bergantung kepada sejauh mana kekuatan petunjuk istikharah itu, dan adakah ia benar-benar kuat agar berpisah atau masih samar-samar kurang jelas. Implikasi sehingga menyebabkan mudarat mental kepada keluarga yang satu lagi juga patut di ambil kira. Bagaimanapun, jika petunjuk kuat dan tepat, maka ia perlualah diutamakan. Wallahu a’lam.

(sumber : www.Zaharuddin.net)

Blog Widget by LinkWithin

MY WAY OF LIFE

WORDS OF WISDOM

Syaidina Abu bakar pernah berkata : Kegelapan itu ada lima perkara dan penerangnya juga ada lima perkara iaitu: 1. Cinta dunia itu kegelapan dan penerangnya adalah taqwa. 2. Dosa itu kegelapan dan penerangnya adalah taubat. 3. Akhirat itu kegelapan, penerangnya adalah amalan soleh. 4. Kubur itu kegelapan, penerangnya adalah kalimah ‘La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.’ 5. Siratul Mustaqim itu kegelapan, penerangnya adalah yakin.

ARABIC-WORD OF THE DAY

Blog Archive

Followers

WELCOME

NEWS ONLINE

CHECK THIS OUT